3 Langkah Mudah Daftar Umroh

Kategori : Manasik Umroh dan Haji, Ditulis pada : 12 Oktober 2022, 12:05:27

Menjalani ibadah umroh adalah impian orang-orang yang beriman. Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Anda ingin berangkat ke Baitullah tapi langkah-langkahnya terlalu banyak? Tenang kini ada 3 langkah mudah untuk daftar umroh.

1. BUKA WEBSITE
- Buka website travelbook.co.id
- Pilih menu layanan > paket Umrah

2. PILIH PAKET
- Pilih paket umrah yang diinginkan.
- Masukkan jumlah paket yang ingin dipesan
- Klik tombol pesan paket
- Selanjutnya anda akan menuju halaman transaksi paket umrah untuk isi data Pemesan dan Jamaah

3. ISI DATA
- Isi data pemesan dengan teliti dan benar
- Nama lengkap pemesan. Pastikan nama dan ejaan yang ditulis benar
- No. Telepon/HP Pemesan. Isi nomor telepon yang aktif dan bisa dihubungi
- Jenis kelamin pemesan. Pilih jenis kelamin pemesan
- E-mail pemesan. Pastikan email anda aktif dan bisa anda buka
- Kode referensi. Masukan kode referensi jika anda mendapatkan informasi atau berangkat umroh melalui agen kami
- Catatan pemesan. Isi jika ada catatan yang diperlukan. Seperti ingin berangkat umroh secara cash keras
- Pilih jenis jamaah di baris data jamaah
- Sesuai pemesanan. Data jamaah sesuai dengan form data pemesan. Anda akan membuat akun data jamaah sesuai dengan form yang anda isi. Jamaah baru. Data jamaah berbeda dari form data pemesan. Misal : Data Pemesan adalah Anak. Data jamaah adalah orang tua nya. Maka nanti ke data jamaah yang harus diinput adalah data orang tuanya. Data jamaah perlu diselesaikan setelah klik tombol Selesaikan Pesanan & Lanjutkan Pembayaran.
Nama lengkap jamaah
Jenis kelamin
- Selesaikan Pesanan & Lanjutkan Pembayaran.
- Anda akan dialihkan ke dashboard akun anda.
e-mail dan password sementara andaakan dikirimkan ke e-mail anda. Silakan ganti password anda dengan password yang mudah diingat

Pengertian Umroh

Umrah adalah ibadah umat Islam yang dilakukan di Mekah al-Mukarramah khususnya di Masjidil Haram. Ibadah umroh hampir mirip dengan ibadah haji, hanya saja dalam kegiatan umroh tidak melakukan wukuf, mabit dan melontar jumrah sebagaimana yang dilakukan dalam haji.
Secara bahasa, umroh artinya berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan secara istilah fikih, umroh artinya melakukan serangkaian ibadah: tawaf (mengitari Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran), sai (berlari-lari kecil) di antara dua bukit shafa dan marwah, lalu diakhiri dengan tahalul (memotong sebagian rambut kepala). Semua rangkaian ibadah tersebut dilakukan setelah ihram (niat) untuk umroh dari batas-batas miqat yang telah ditentukan.

Adapun batas-batas miqat yang dimaksud yaitu:

1. Yalamlam Batas miqat yang ditentukan untuk penduduk Yaman atau bagi calon jamaah umroh yang datang dari arah selatan. Batas miqat ini berjarak ± sekitar 450 KM dari kota Mekah.

2. Rabigh (sebelumnya Juhfah) Batas miqat yang ditentukan untuk jamaah umroh yang datang dari arah barat. Batas miqat ini berjarak ± sekitar 187 KM dari kota Mekah.

3. As-Sail (dulu disebut Qarnul Manazil) Batas miqat yang ditentukan untuk penduduk Najd atau jamaah umroh yang datang dari arah timur. Batas miqat ini berjarak ± sekitar 94 KM dari kota Mekah.

4. Birr Ali (dulu disebut Dzul Hulaifa) Batas miqat yang ditentukan untuk penduduk Madinah atau yang datang dari sebelah utara. Batas miqat ini berjarak ± sekitar 450 KM dari kota Mekah

5. Ji'ronah, Tan'im dan Hudaibiyah Batas miqat yang ditentukan untuk penduduk kota Mekah. Batas-batas miqat tersebut masing-masing berjarak ± sekitar 22 KM (Ji'ronah), 5 KM (Tan'im) dan 29 KM (Hudaibiyah) dari kota Mekah.

Hukum Umroh

Menurut mazhab Syafi'i dan Hambali hukum umroh adalah "wajib" dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu, hal ini merujuk firman Allah ta'ala berikut ini, artinya;

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al Baqarah:196)
Ayat diatas menyatakan perintah untuk menyempurnakan kedua ibadah tersebut. Hal itu menunjukan akan wajibnya mengerjakan ibadah haji dan umroh.

Dalil lain dari HR. Ibnu Majah no. 2901 ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

“Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

“Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” -Hadits ini di shahihkan Syaikh Al Albani-.

Syarat Umroh

Syarat umroh artinya adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh seseorang ketika ingin melaksanakan ibadah umroh. Adapun syarat-syarat umroh yang dimaksud yaitu:

1. Beragama Islam

2. Aqil Baligh

3. Berakal sehat / tidak gila

4. Merdeka / bukan budak

5. Mampu secara Materi, Fisik dan Ilmu

Rukun Umroh

Rukun umroh merupakan segala sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang yang sedang mengerjakan ibadah umroh. Jika salah satu rukun umroh ada yang tidak dipenuhi, maka ibadahnya tidak sah.

Para ulama masih berbeda pendapat perihal rukun-rukun umrah yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang beribadah umrah, misalnya Imam Ibnu Qasim al-Ghazi (wafat 918 H) dalam kitab Fathul Qarib mengatakan ada tiga rukun, sementara ulama yang lain mengatakan empat rukun, dan ada yang mengatakan lima rukun.

Adapun rukun-rukun umroh tersebut yaitu:

1. Niat untuk umrah

2. Thawaf

3. Sai

4. Tahallul

5. Tertib

Akan tetapi, dalam hal ini penulis akan mengutip pendapat terakhir yang mengatakan rukun umrah ada lima. Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian agar umrah yang dilakukan bisa terlaksana dengan lebih sempurna. Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H) dalam kitabnya mengatakan bahwa rukun umrah yang harus dipenuhi oleh orang yang sebadang beribadah umrah ada lima, sebagaimana yang ia katakana:

Artinya, “(Rukun umrah ada lima) (1) ihram; (2) thawaf; (3) sa’i; (4) mencukur dalam salah satu pendapat yang mengatakan bahwa mencukur merupakan ibadah adalah pendapat yang lebih ungguh, dan sama dengannya yaitu menggundul; dan (5) berurutan dalam semua rukunnya. (Al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz VII, halaman 115).

Rukun pertama ihram, yaitu niat masuk atau niat memulai ibadah umrah.

Rukun kedua Thawaf, yaitu mengelilingi baitullah tujuh kali, dengan memposisikan ka’bah di samping kirinya saat melakukan thawaf, dan harus dimulai dari Hajar Aswad, jika tidak, maka tidak dihitung.

Rukun ketiga sa’i, yaitu berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Adapun syarat sa’i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan kembali ke Shafa dihitung kali yang lain.

Rukun keempat adalah mencukur. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul, memendekkan, mencabut, atau memotongnya.

Rukun yang kelima yaitu melakukan semua rukun-rukun umrah sesuai urutannya, dengan mendahulukan rukun yang harus didahulukan, dan mengakhirkan rukun yang harus diakhirkan.

Kewajiban-kewajiban Umrah

Selain mengerjakan semua rukun-rukun umrah, orang yang melakukan ibadah umrah juga harus mengerjakan kewajiban-kewajiban lainnya, yaitu ihram dari miqat dan menjauhi semua yang diharamkan bagi orang ihram, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi,

Artinya “Adapun kewajiban-kewajiban umrah itu ada dua, (1) ihram dari miqat; dan (2) menjauhi keharaman-keharaman ihram.” (Syata ad-Dimyathi, Hasiyah I’anah at-Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997], juz II, halaman 341)

Syekh Zakaria al-Anshari (wafat 926 H) dalam kitabnya mengatakan, “Miqat terbagi menjadi dua, (1) miqat zamani; dan (2) miqat makani. Miqat zamani adalah batasan waktu yang digunakan untuk ibadah haji, terhitung daru bulan Syawal hingga pagi hari raya kurban. Sementara miqat zamani bagi orang yang melakukan ibadah umrah semua tahun tanpa dibatasi oleh waktu-waktu tertentu. (Al-Anshari, Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhit Thalib, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2000], juz I, halaman 458)

Tata cara umroh sesuai urutannya dan hal-hal yang harus diperhatikan

Seperti diutarakan di atas, bahwa dalam pelaksanaan umroh di Baitullah, langkah-langkahnya cukup singkat bila dibandingkan haji, sebab dilihat dari rukunnya saja, umroh tidak perlu melaksanakan wukuf di Arafah.

Rukun umroh hanya terdiri dari lima macam yakni: Ihram, Thawaf, Sai, Tahalul dan Tertib. Rukun tersebut akan dijabarkan secara detail dalam tata cara umroh berikut ini.

1. Persiapan sebelum melaksanakan umroh
Mengingat ibadah umroh dilakukan di tempat yang suci, karena itu sebelum umroh sebaiknya kamu membersihkan diri terlebih dahulu dengan melaksanakan mandi junub. Mandi junub atau gushl adalah mandi besar yang wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil hingga besar.

Adapun tata cara melakukan mandi junub yakni: Niat, membasuh telapak tangan, membersihkan kemaluan, mencuci tangan, berwudhu, membasahi bagian kepala hingga seluruh badan termasuk lipatan-lipatan tubuh yang tidak boleh terlewatkan.

2. Melakukan ihram dari miqat
Ihram menjadi titik awal ketika kamu ingin melakukan ibadah umroh. Bisa dikatakan di saat inilah niat yang harus kamu ucapkan saat menjalankan rangkaian ibadah umroh atau haji.

Namun, dalam praktiknya ini tidak bisa dilakukan disembarang tempat, melainkan hanya dari miqat makani yang telah ditentukan. Apa itu miqat makani? Ini adalah batas tempat dimulainya ibadah haji dan umroh.

Mengutip dari Buku Tuntunan Manasik Haji yang dikeluarkan oleh Kemenag, untuk miqat makani jamaah umroh Indonesia, bisa dilakukan di Bir Ali (Zulhulaifah), asrama haji embarkasi, di dalam pesawat saat kapal udara melintas di Yalamlam atau Qarn al-Manazil, Bandar Udara King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah dan Ji’ranah dan tanah halal lainnya.

Setelah sampai di tempat tersebut, maka ucapkanlah niat umroh dengan tulus yaitu: Nawaitul umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.

Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah SWT. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.

3. Melakukan amalan sunah ihram dan menjauhi larangannya
Masih mengutip dari sumber Kemenag, dalam ihram ada beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan dan beberapa larangan yang harus dijauhi agar ibadahmu tidak batal, kamu bisa perhatikan jenisnya berikut ini.

Tata cara umrah dengan memperbanyak amalan sunah sebelum ihram:

1. Mandi

2. Memakai wangi-wangian pada tubuh

3. Memotong kuku, merapikan jenggot, rambut ketiak dan bulu kemaluan

4. Memakai kain ihram berwarna putih

5. Salat sunah ihram dua rakaat

6. Larangan saat ihram bagi jamaah laki-laki

7. Memakai pakaian bertangkup (pakaian yang antar ujung kain disatukan secara permanen

8. seperti celana atau baju)

9. Memakai kaos kaki atau sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit

10. Menutup kepala yang melekat seperti topi atau peci dan sorban.

Larangan saat ihram bagi jamaah perempuan

1. Menutup kedua telapak tangan dengan kaos tangan

2. Menutup muka dengan cadar.

Larangan bagi jamaah laki-laki dan perempuan ketika sedang melakukan ihram

1. Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai dibadan sebelum niat haji/umrah;

2. Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut dan bulu badan

3. Memburu dan menganiaya/ membunuh binatang dengan cara apa pun, kecuali binatang yang membahayakan jamaah

4. Memakan hasil buruan

5. Memotong kayu-kayuan dan mencabut rumput

6. Menikah, menikahkan atau meminang perempuan untuk dinikahi

7. Bersetubuh dan pendahuluannya seperti bercumbu, mencium, merayu yang mendatangkan syahwat

8. Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor

9. Melakukan kejahatan dan maksiat

10. Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan yang wangi

4. Memperbanyak mengucapkan kalimat talbiyah saat menuju Ka’bah

Tata cara umroh selanjutnya yang tidak boleh terlewat adalah dengan memperbanyak membaca kalimat talbiyah selama perjalanan menuju ke Makkah atau Ka’bah.

Sebagaimana kalimat ini juga sering diucapkan oleh Rasululloh Shalallahu alaihi wassalam, ketika melakukan haji dan umrah. Berikut bacaannya:

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wannikmata laka walmulka laa syarikalak.”

Artinya: Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

5. Persiapan saat memulai aktivitas di Ka’bah
Saat sampai di Makkah kamu boleh berhenti mengucapkan kalimat talbiyah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan berwudu bagi mereka yang batal atau tidak punya wudu, sebab pada momen ini menjadi pertanda kamu akan melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah.

Tawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lantas bila jamaah telah sampai di Masjidil Haram, disunahkan pula untuk masuk ke area masjid dengan mendahulukan kaki kanan disertai dengan doa sebagai berikut:

“Bismillahi, washolatu wassalamu ala rasulullah, allohummaftahlii abwaaba rohmatika, audzubillahil adhimi wabiwajhihilkariim wasulthonihilqodiim minasyaithoinnirajiim”.

Artinya: Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan WajahNya Yang Mahamulia serta KekuasaanNya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.

6. Tata cara umroh juga dengan melakukan tawaf 7 kali
Ibadah tawaf adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga. Pada momen ini kamu disunahkan menyentuh dan mencium Hajar Aswad.

Jika tidak memungkinkan karena sulit untuk dicapai, setidaknya kamu bisa mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan, sambil mengucapkan doa di bawah ini.

“Bismillah wallahu akbar, allahumma imanan bika wa tashdiqan bi kitabika wa wafaan bi ‘ahdika wat tiba’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam.”

Artinya: “Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah! Dengan beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu (Al-Qur’an), setia kepada janji-Mu dan dengan mengikuti Sunnah Nabi-Mu (aku berthawaf di sekeliling Ka’bah ini).”

7. Melaksanakan salat Sunnah di makam Nabi Ibrahim Alaihissalam
Selanjutkan kamu juga disunahkan untuk melakukan salat dua rokaat di belakang makam Nabi Ibrahim Alaihissalam bila memungkinkan atau bisa melakukan salat di manapun asalkan masih di areal Masjidil Haram.

8. Tata cara umroh juga wajib melaksanakan Sa’i
Setelah selesai melakukan tawaf di Ka’bah, lalu melanjutkan dengan melaksanakan Sa’i dari Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit Marwa.

Momen ini mengingatkan kita pada kisah Siti Hajar istri dari Nabi Ibrahim yang berlari-lari di antara bukit Shafa dan Marwa untuk mendapatkan setitik air (air zam-zam) untuk anaknya Nabi Ismail Alaihissalam.
Adapun saat melakukan ibadah Sa’i disertai dengan doa Sa’i berikut ini:

‘Ibda’ bima bada’allah’

Artinya: “Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah.”

Dan juga perbanyak doa berikut ini:

“La ilaha illallah wahdahu la syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir, la ilaha illallah wahdahu anjaza wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzaba wahdah.”

Artinya:“Tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Pemilik kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada tuhan selain Allah semata, Dia melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan bala tentara musuh sendirian.”

9. Tahalul (Mencukur Rambut)
Tahalul merupakan tata cara umroh yang terakhir, ditandai dengan mencukur rambut. Bagi kaum Adam dianjurkan untuk mencukur gundul rambutnya, sedangkan untuk wanita cukup dengan mencukur rambut kira-kira seujung jari.

10. Tertib
Jika sudah sesuai dengan rukun dan tata cara umroh yang dianjurkan Rasululloh, insyallah ibadahmu sudah sempurna.

Dengan selesainya melakukan tahalul dan ibadah lainnya, berarti selesai sudah pelaksanaan tata cara umroh-mu yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan sempurna. Dengan begini, ibadahmu bisa afdal serta semakin mempertebal keimanan kepada Allah Subhanahuwatta’ala.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id