sejarah sa'i dari bukit shafa & marwah
Sejarah Sa'i di Bukit Shafa dan Marwah
Salah satu rukun haji dan umrah adalah sa’i yang dikerjakan setelah tawaf atau mengelilingi Kabah. Mengutip dari situs Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), sa’i adalah berjalan kaki atau berlari-lari kecil, sebanyak tujuh kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.
Bukit Shafa dan Bukit Marwah merupakan tempat suci sekaligus bersejarah bagi umat Islam. Kedua bukit tersebut berkaitan erat dengan kisah Nabi Ismail, yang merupakan putra dari Nabi Ibrahim, sang ibu Siti Hajar, serta kemunculan sumur zamzam.
Seperti disampaikan sebelumnya, sa’i adalah berjalan kaki atau berlari-lari kecil, sebanyak tujuh kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah. Ibadah sa’i erat kaitannya dengan kisah Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail. Melansir dari laman Badan Pengelola Keuangan Haji, kisahnya bermula saat Nabi Ibrahim harus meninggalkan Siti Hajar yang baru melahirkan Nabi Ismail.
Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi ditinggalkan di Mekkah yang tandus. Saat itu, Siti Hajar mulai kehabisan persediaan air dan bekal. Sementara, Nabi Ismail yang masih bayi menangis kelaparan.
Maka, Siti Hajar berlari menuju Bukit Shafa, dan Bukit Marwah untuk mencari sumber air. Siti Hajar berlari bolak-balik hingga tujuh kali, namun tak kunjung menemukan sumber air.
Saat itulah, ia melihat sumber air dari tanah di bawah kaki Nabi Ismail. Dengan sigap, ia mengumpulkan air tersebut, seraya berkata zamzam dalam bahasa Arab, yang berarti berkumpul.
Mata air tersebut adalah sumur zamzam yang tidak pernah kering selama 4.000 tahun.
Lokasi Bukit Shafa dan Bukit Marwah
Bukit Shafa dan Marwah terletak di dalam area Masjidil Haram Mekkah, Arab Saudi. Mengutip dari Tribun News Wiki, jarak Bukit Shafa kurang lebih 100 meter dari Kabah. Sedangkan letak Bukit Marwah kurang lebih 350 meter dari Kabah.
Jarak kedua bukit kecil tersebut sekitar 450 meter. Jadi, saat melakukan sa'i, jemaah haji menempuh perjalanan sepanjang 3,15 kilometer.
Sebelum 1955-1956 atau 1375 Hijriah, lokasi Bukit Shafa dan Bukit Marwah masih berada di luar area Masjidil Haram Mekkah.
Selanjutnya, Pemerintah Arab Saudi melakukan pembangunan dan renovasi Masjidil Haram, sehingga kedua bukit kecil tersebut berada di dalam area masjid. Dilansir dari Kompas.com
Tatkala Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi dan rasul, berhala-berhala kemudian dihancurkan. Umat Islam kemudian diperintahkan untuk berhaji dan bersa'i, namun kaum muslimin sempat enggan melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah.
Lalu, turunlah ayat,
۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ ١٥٨
Artinya: "Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah: 158).
Rasulullah SAW kemudian mewajibkan para jemaah haji untuk melaksanakan sa'i di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
Bagaimana proses ibadah umrah di Makkah?
Umrah secara bahasa berarti ziarah, dan secara istilah dimaknai sebagai mengunjungi Ka'bah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat yang telah ditentukan.
Rangkaian ibadah (rukun) umrah adalah:
1. Ihram (niat, memakai pakaian ihram)
2. Tawaf
3. Sa'i
4. Tahallul
Tertib (melaksanakan rukun di atas secara berurutan mulai dari ihram hingga tahallul). Bila salah satu rukun itu tidak terpenuhi, maka umrah seseorang batal.
Proses ibadah selama di Masjidil Haram itu hanya sekitar dua jam. Dengan catatan umrah dilakukan tidak bersamaan dengan datangnya jemaah haji sehingga kondisi relatif lengang. Beda dengan memasuki musim haji, kondisi Masjidil Haram akan sangat padat.
Berikut penjelasan rangkaian umrah.
1. Ihram
Ihram adalah niat mengerjakan ibadah umrah/haji yang ditandai dengan mengucapkan niat dan memakai pakaian ihram di miqat. Miqat adalah titik dimulainya seseorang berihram.
Pakaian Ihram bagi jemaah pria adalah dua helai kain ihram. Bagian bawah disarungkan, sementara bagian atas diselendangkan menutup kedua bahu. Khusus saat tawaf, bagian atas kain ihram sebelah kanan dipakai di bawah pundak.
Sementara bagi wanita, memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua tangan dari pergelangan sampai ujung jari.
2. Tawaf
Tawaf adalah ibadah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 putaran berlawanan putaran jam dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad lagi.
Kondisi area Ka'bah yang lengang memungkinkan tawaf berlangsung lebih cepat karena dekat Ka'bah. Sementara saat jemaah haji berdatangan, area Ka'bah akan sangat padat yang membuat jemaah bahkan harus tawaf dari lantai 3 Masjidil Haram yang membuat putaran lebih lama.
Tawaf diakhiri dengan salat sunah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim -- batu tempat Nabi Ibrahim berpijak saat membangun Ka'bah. Kemudian berdoa di depan Multazam, area dinding Ka'bah antara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah.
3. Sa'i
Sa'i adalah berjalan dari Safa ke Marwah bolak-balik sebanyak 7 kali dengan ketentuan tertentu. Safa berada masih di area Masjidil Haram, sehingga dari Ka'bah tinggal berjalan kaki sekitar 5-10 menit.
Safa dan Marwah dulunya adalah dua bukit yang jaraknya sekitar 400 meter. Namun kini keduanya berada dalam satu bangunan tertutup di Kompleks Masjidil Haram.
4. Tahallul
Tahallul secara istilah adalah keadaan seseorang setelah melaksanakan semua rukun umrah dan karena itu dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.
Tahallul ditandai dengan memotong/mencukur rambut paling sedikit 3 helai, namun disunahkan mencukur gundul.
Setelah Tahallul, maka berakhirlah proses ibadah umrah. Proses umrah di Masjidil Haram yang dilalui kumparan kemarin dimulai pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS) dan berakhir pukul 10.00 WAS. Sehingga hanya sekitar 2 jam.
Meski umrah hanya 2 jam, namun jemaah Indonesia yang berangkat ke Arab Saudi untuk umrah, umumnya akan menghabiskan beberapa hari tergantung jadwal yang ditetapkan biro perjalanan. Selain umrah, kegiatan lain jemaah Indonesia biasanya ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Makkah dan Madinah, atau beribadah di masjid.dikutip dari kumparanNEWS
Sejarah Jabal Rahmah, Diyakini Sebagai Lokasi Pertemuan Adam Dan Hawa
Jabal Rahmah berada di bagian timur Padang Arafah di kota Makkah. Sesuai dengan namanya, jabal berarti sebuah bukit atau gunung, sementara Rahmah adalah kasih sayang.
Dilihat dari sejarah Jabal Rahmah, bukit ini diyakini sebagai Lokasi Pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari Syurga oleh Allah SWT.
Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah SWT mereka dipertemukan di Puncak Bukit Jabal Rahmah ini. Setelah pertemuan tersebut, Nabi Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan melahirkan anak-anak keturunannya sampai sekarang.
Jabal Rahmah sendiri merupakan bukit batu. Tingginya hanya sekitar 70 meter dan bisa dinaiki melewati batu-batuan terjal. Perjalanan dari bawah kaki bukit hingga sampai ke monumen Adam dan Hawa biasanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit saja.
Di Puncak Jabal Rahmah, saat ini dibangun sebuah monumen dari beton persegi empat dengan lebar kurang lebih 1,8 meter dan tingginya delapan meter. Menuju puncak bukit ini, dibangun infrastruktur yang memadai sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk mencapainya. Infrasktruktur ini berupa jalanan berbentuk tangga dengan 168 anak tangga menuju puncak Jabal Rahmah.
Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW, tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam Al Quran surah Al Maidah ayat 3, “….Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
Meski Ulama Saudi sendiri sudah menegaskan berziarah ke Jabal Rahmah bukanlah hal yang disunnahkan apalagi diwajibkan, nyatanya banyak peziarah berdatangan dan berdoa menengadahkan tangan di sana saat wukuf.
Jamaah haji dari berbagai dunia termasuk Indonesia, selain memadati bukit ini saat wukuf 9 Dzulhijjah. Tidak sedikit mereka menulis nama-nama agar diberikan kelancaran jodoh dan dan kelanggengan pasangan.
Selain itu, tempat ini juga digunakan untuk bermunajat dan berdo’a, serta sebagai tempat wisata sejarah dan keislaman. Di sini juga terdapat pedagang suvenir berbagai barang, mulai batu cincin, peci, tasbih, sorban dan pernak-pernik lain. Umumnya para pedagang ini adalah para pendatang yang berasal dari Afrika.
Di lokasi Jabal Rahmah ini juga terdapat unta bagi para wisatawan yang ingin mencoba menaiki unta. Para pemilik unta akan mendatangi para wisatawan untuk menawarkan unta mereka sambil befoto. Tarif menaiki unta ini antara lima sampai 10 real.dilansir dari travel Kompas.com
Keistimewaan yang Tersembunyi di Balik Jabal Rahmah
Mayoritas umat muslim tentu mengenal Jabal Rahmah. Terletak di bagian timur Padang Arafah di Kota Mekah, Arab Saudi, inilah 'Bukit Kasih Sayang' yang diyakini menjadi titik pertemuan antara Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah diturunkan dari surga oleh Allah SWT.
Dari bukit ini kita bisa menyaksikan hamparan padang Arafah yang setiap tahunnya dipadati oleh jemaah dari seluruh penjuru dunia ketika musim haji tiba. Para jemaah juga dapat menyaksikan terbit atau tenggelamnya matahari dari atas Jabal Rahmah.
Bukan hanya menjadi tempat bertemunya Adam dan Hawa, Jabal Rahmah juga memiliki banyak keistimewaan yang mungkin belum Anda ketahui. Salah satunya, bukit ini menjadi tempat diturunkannya wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW tatkala Beliau melakukan Wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam QS Al-Maidah (5): 3.
" Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab mereka merasa akan kehilangan Rasulullah. Dan benar saja, tak berapa lama kemudian, Rasulullah SAW dipanggil menghadap Allah SWT.
Mitos Sesat dan Foto-foto Bertebaran di Jabal Rahmah
jemaah rawan terkena dehidrasi saat terpapar matahari langsung. (fjp/rna)
Jabal Rahmah, bukit kecil di tengah padang Arafah selalu menyita perhatian sebagian jemaah haji maupun umrah. Beredar mitos sesat seputar bukit ini sampai-sampai pemerintah Arab Saudi membuat plang besar khusus sebagai bentuk pelurusan.
Jabal Rahmah diyakini sebagai tempat pertemuan pertama kali Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah ratusan tahun di dunia. Jabal Rahmah yang berupa bukit kecil setinggi kurang lebih 70 meter, memudahkan keduanya bertemu karena tampak menjulang di tengah padang Arafah.
Jabal Rahmah masa kini sudah mendapatkan sentuhan zaman modern. Dikunjungi detikcom pada Minggu (29/7), tampak ada anak tangga yang menghubungkan dasar bukit sampai bagian puncak. Di sekeliling bukit ini dibeton untuk keperluan lahan parkir.
Posisi Jabal Rahmah di padang Arafah juga tidak semenonjol di masa kuno di mana Arafah murni berupa padang gurun. Kini terdapat banyak pohon -- di antaranya pohon Soekarno -- yang ditanam dalam jarak yang teratur oleh Kerajaan Arab Saudi sehingga padang Arafah tak tampak sepenuhnya lagi seperti padang lepas.
Kembali ke Jabal Rahmah, entah karena sebab apa, kemudian beredar mitos-mitos tanpa dasar mengenai bukit ini. Banyak sekali jemaah sampai memaksakan diri mendatangi bukit batu ini saat wukuf di Arafah.
Tak hanya itu, ada jemaah-jemaah haji yang mengharuskan dirinya sendiri untuk mengusap sesuatu di puncak bukit. Bahkan ada pula yang sampai menuliskan sesuatu karena anggapan dapat mengabulkan doa.
Kerajaan Arab Saudi pun turun tangan dan membuat plang pengumuman besar di bawah bukit. Pada intinya, Kerajaan Saudi meminta jemaah untuk tidak mengkultuskan Jabal Rahmah saat wukuf. Karena wukuf itu bisa dilakukan di seluruh titik yang ada di Padang Arafah. Isi pesan disampaikan dalam bahasa Arab, Indonesia dan Turki.
Begini bunyinya:
Nabi Anda tercinta Mohammed SAW tidak datang ke sini kecuali Arafah dan beliau tidak naik ke gunung. Beliau bersabda 'Arafah semuanya tempat untuk wukuf'. Begitu pula nabi SAW tidak memerintahkan untuk mengusap sesuatu yang ada di gunung atau pohon-pohon, atau mengikatnya. Dan beliau tidak memerintahkan sholat di atas gunung, menulis di batu, atau membangun sesuatu di atas gunung. Wahai saudaraku jemaah haji, ikutilah sunnah nabimu SAW bersabda: Ikutilah cara ibadah haji kamu dari aku. Semoga Allah menerima haji kita semuanya.
Pesan-pesan serupa juga dipasang di tugu yang ada di puncak Jabal Rahmah. Bedanya di puncak bukit, kerajaan Saudi menyertakan keterangan gambar.
Ada hal menarik yang dijumpai di puncak Jabal Rahmah. Sangat banyak foto-foto bertebaran di sana-sini.
Sebagian besar foto berukuran 4 x 6 meski ada pula yang menaruh foto berukuran lain. Ada pula yang meletakkan dua foto dalam satu kantong plastik transparan.
Jemaah haji Indonesia tentunya juga diingatkan untuk tidak perlu ke Jabal Rahmah saat wukuf di Arafah. Kondisi yang desak-desakan dan berjubel akan membahayakan jemaah.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengimbau agar jemaah tetap berada di dalam tenda selama wukuf. Suhu pada hari H tanggal 20 Agustus 2018 yang bisa mendapat 53 derajat celcius, membuat
Naik ke Jabal Rahmah sudah menjadi tradisi ketika jamaah wukuf di Bukit Arafah.
Namun, tidak ada salahnya melantunkan doa ketika berada di Jabal Rahmah, karena pada dasarnya semua tempat di Tanah Suci baik untuk berdoa.
Berikut doa di Jabal Rahmah yang disarankan ketika melihat Jabal Rahmah:
للَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ، وَأَعْطِنِيْ سُؤْلِيْ، وَوَجِّهْ لِيَ الخَيْرَ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Allaahummaghfirli watub ‘alayya wa-a’thinii su’lii wawajjih liyal khaira ainamaa tawajjahtu.
Subhaanallaahu walhamdu lillaahi walhamdu lillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru.
Artinya, “Ya Allah, ampuni aku, terima tobatku, penuhi permintaanku, hadapkan aku pada kebaikan dimanapun aku menghadapkan diri.
Maha Suci Allah, Segala Puji hanya bagi Allah, dan tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.”
Ingin umroh dengan tenang dan nyaman? Ayo segera berangkat bersama Travelbook, umroh aman, ibadah nyaman, hatipun tenang. Yuk segera mendaftar ya,atau bisa hubungi ke nomor 0819 2928 9999