MERAJUT MIMPI TERTINGGI

Kategori : Artikel Muslim Center, Ditulis pada : 14 Juli 2021, 10:50:56

MERAJUT MIMPI TERTINGGI

Copy of 13 JULI 2021 .png
            Melihat begitu istimewa kedudukan seorang hafizh di mata Rabbnya, siapa yang tidak mengimpikan jadi seorang hafizh? Siap yang tidak mendambakan menjadi bagian dari penghafal Al-Qur’an? Saya yakin setiap muslim yang menyadari tingginya kedudukan Ahlul Qur’an di hadapan Allah Ta’ala punya impian sebagai penghafal Al-Qur’an. Ia tidak akan rela meninggalkan proyek besar ini. Hafal Al-Qur’an adalah impian tertinggi seorang muslim. Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan dan kebaikan pasti bercita cita untuk hafal Al-Qur’an. Bagaimana tidak ? dengan Al-Qur’an inilah Allah ta’ala mengukur kebaikan seorang hamba.

خَيْرُكُم مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R Bukhari)

            Hadist ini mengisyaratkan bahwa kebaikan seseorang bisa dilihat dari kesungguhannya dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Seolah-olah kemuliaan seseorang bisa dilihat dari ke akrabannya dengan Al-Qur’an, baik dalam mempelajari, mengajarkan, membaca, menghafal, mentadaburri, dan mengamalkannya. Al-Qur’an menjadi takaran baik buruknya manusia di hadapan Allah Ta’ala.

            Al-Qur’an adalah firman Dzat yang Maha Mulia. Dengan menghafal Al-Qur’an kemuliaan dapat diraih, pahala agung bisa didapat, kedudukan tertinggi di surga akan di capai. Penghafal Al-Qur’an sangat istimewa di mata Allah ta’ala. Di dunia mereka dijadikan keluarga. Di akhirat di tinggikan derajatnya dan di sejajarkan dengan kedudukan para Nabi dan Malaikat-Nya yang mulia.

            Al-Qur’an kitab suci yang agung. Membaca al-Qur’an adalah dzikir yang utama, mempelajarinya adalah ibadah, menghafalnya kemuliaan, mendalami maknanya bentuk pendekatan diri yang paling utama kepada Allah Ta’ala, ahlul qur’an dibanggakan oleh allah Ta’ala di hadapan malaikat. Betapa mulia nyakafilah al-Qur’an, sehingga kita diperbolehkan iri kepada mereka.

 

Rasulullah SAW bersabda , “Tidak boleh hasad kecuali pada dua hal; Kepada orang yang Allah beri pengetahuan Al-Qur’an, lalu ia membacanya ketika shalat di tengah malam, dan kepada seseorang yang allah karuniakan harta kepadanya, lalu ia menyedekahkan di waktu malam dan siang.” (H.R Bukhari dan Muslim)

            Tanamkan cita cita sebagai penghafal al-Qur’an! Ilmu tertinggi ialah ilmu tentang al-Qur’an. Siapa yang mengetahui kandungan Al-Qur’an berarti ia telah mengetahui seluruh ilmu pengetahuan.
Hafalan utama ialah Al-Qur’an. Siapa yang hafal al-Qur’an ia telah hafal kamus terbesar di seluruh dunia. Cita cita tertinggi adalah cita cita sebagai hafizh. Tingginya kedudukan seorang hamba di surga tergantung interaksinya dengan Al-Qur’an ketika ia masih di dunia ahlul Qur’an adalah orang yang dekat dengan Allah Ta’ala.

“Akan dikatakan kepada shahibul Qur’an ( di Akhirat ) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. Karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca ( hafal ).” ( H.R Abu Daud )

            Saudara seiman! Masih adakah diantara kita yang belum tertarik dengan kedudukan
tertinggi di syurga? Adakah yang tidak ingin menjadikan Al-Qur’an sebagai penerang di alam kubur? Adakah orang tua yang tidak ingin menerima mahkota kemuliaan dari putra-putrinya? Adakah seorang anak yang tidak ingin mempersembahka mahkota kemuliaan kepada kedua orang tuanya sebagai balasan atas kasih sayang keduanya di dunia?

            Semuanya kembali kepada pribadi kita masing- masing. Jika hafal Al-Qur’an memang menjadi impian tertinggi Anda, bukan sampingan. Program menghafal sebagai bagian sampingan maka jangan pernah berharap mampu meraih apa yang anda Impikan dengan hasil yang maksimal.

“ Al-Qur’an adalah pemberi syafaat dan sarana syafaat, pembela sekaligus pembenar, Barangsiapa yang meletakkan Al-Qur’an di depannya (menjadikannya panutan), niscaya dia mengarahkannya ke syurga. Sebaliknya, barangsiapa yang meletakannya di belakang
( meninggalkannya ), niscaya dia menggirinnya ke neraka.” ( H.R Ibnu Hibban dan Baihaqi )

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id