Mendapat Penghargaan dari Nabi
Mendapat Penghargaan dari Nabi
Penghargaan yang pernah Rasul berikan kepada para penghafal Al-Qur'an ialah ketika peristiwa gugurnya beberapa penghafal Al-Qur'an di medan Perang Uhud. Rasulullah mendahulukan sahabat yang lebih banyak hafalan Qur'annya.
Rasulullah mengumpulkan kedua sosok yang bersahabat tersebut dan bertanya, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafalannya?" Ketika para sahabat menunjuk ke salah satunya,maka beliau mendahulukannya masuk ke liang lahat." (HR. Bukhari)
Meraih Nikmat Kenabian
من قرأ القرآن فقد اترج الثبو غير أنه لأيوحی إليه لا بني لِصاحب القرآن أن يجد مَع جهل في جوفه كلام ال له يجد ولا يجهل مَع من
"Barangsiapa yang membaca (hafal) Al-Qur'an maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja ia tidak menerima wahyu. Tidak layak bagi pengemban Al-Qur'an bercanda seperti kebanyakan orang dan tidak layak baginya bersedih seperti halnya mereka karena di dalam kerongkongannya ada firman Allah." (HR. Hakim)
Apresiasi luar biasa Allah berikan kepada ahlul Qur'an. Melalui lisan Rasul-Nya Allah menyetarakan kedudukan ahlul Qur'an dengan kedudukan para nabi, bedanya wahyu tidak diturunkan kepada mereka sebagaimana yang diturunkan kepada para nabi. Jika demikian
halnya, berarti menjadi ahlul Qur'an adalah cara mulia untuk meraih kedudukan yang setara dengan para nabi utusan Allah Ta’ala.
Disejajarkan dengan Para Malaikat
"Orang yang mahir tentang Al-Qur'an akan bersama kumpulan malaikat mulia dan baik-baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan berat membacanya, ia dapat dua pahala." (HR. Bukhari Muslim)
Mahir di sini artinya menguasai ilmu Al-Qur'an, lancar bacaan Al-Qur'annya dan tidak tersendat-sendat. Orang yang mahir ilmu Al-Qur'an disandingkan dengan para malaikat mulia lagi taat. Kita tahu, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang mulia, paling taat, patuh dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah Ta’ala.