LANGKAH MUDAH MENGHAFAL AL-QUR’AN

Kategori : Artikel Muslim Center, Ditulis pada : 17 Juli 2021, 09:00:50

17  JULI 2021 FIX dsg.png

LANGKAH MUDAH MENGHAFAL AL-QUR’AN

                Menghafal Al-Qur’an harus di upayakan. Tanpa usaha dan kemauan tinggi seseorang tidak mungkin bisa menghafalnya. Kalau Al-Qur’an bisa dihafalkan dengan modal keinginan semata tanpa disertai usaha, pasti banyak sekali orang yang sudah hafal Al-Qur’an. Ada banyak orang yang mau hafal Al- Qur’an tapi tidak mau berusaha. Sayangnya Al-Qur’an hanya dapat dihafal oleh mereka yang memiliki kemauan dan usaha yang kuat. Allah ta’ala memudahkan Al-Qur’an hanya bagi siapa yang memiliki keinginan lalu berusaha untuk menghafalnya. Menghafal butuh proses, dan itu bukan dengan mantra abra kadabra.

            Ada beberap langkah menghafal Al-Qur’an berdasarkan pengalaman kami di Karantina tahfizh nasional. Sebulan hafal al-qur’an. Ada beberapa langkah emas yang wajib kita tempuh, di antaranya :

  1. Luruskan Niat

            Setiap amal tergantung pada niatnya. Niat adalah unsur penting bagi setiap amal. Niat yang mmenentukan baik-buruk, diterima-ditolak,sempurna-tidaknya sebuah amalan. Amalan besar dapat menjadi kecil lantaran niatnya. Demikian pula sebaliknya, amalan kecil bisa menjadi besar karena niat. Niat yang lurus melahirkan amal yang baik, niat yang rusak akan melahirkan amal yang rusak bahkan tak bernilai. Menghafal Al-Qur’an, harus ikhlas lillah, tidak boleh ada tendensi lain.

            Seorang penghafal yang menghafal al-Qur’an pada hakikatnya sedang membangun sebuah bangunan yang megah nan indah. Bangunan megah akan kuat bila pondasinya kuat dan tata letaknya benar. Sama halnya dengan menghafal Al-Qur’an, ianya harus dibangun diatas dasar keikhlasan. Jangan sampai proses menghafal Al-Qur’an yang sejatinya merupakan amalan besar dinodai dengan niat yang salah. Ini supaya kita tidak rugi pada akhirnya.

            Berapa banyak orang yang menghfal Al-Qur’an dengan tujuan ingin populer atau di puji dan disebut hafizh. Lalu apa yang mereka dapat? Mereka hanya ingin mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan yaitu pujian dan gelar hafizh. Mereka tidak akan mendapat pahal dari Allah Ta’ala, Sungguh merugi mereka. Padahal sekiranya ridha Allah Ta’ala yang diharap, bukan hanya pujian dari makhluk yang mereka dapat, tapi pujian ddarri malaikat dan keridhaan dari Allah Ta’ala pun akan mereka dapatkan.

            Seorang hafizh tidak perlu mengotori niatnya sekedar ingin mendapatkan nikmat duniawi yang sifatnya sementara baik merupakan harta ataupun tahta. Cukup dengan keikhlasan, kebutuhan mereka akan di penuhi oleh Allah Ta’ala. Bukan hanya makhluk yang membanggakan mereka tapi para malaikat akan menyebut nyebut nama mereka.

            Perkara niat tidak boleh dianggap remeh. Sekeras apapun usaha penghafal, Jika niatnya salah maka semuanya menjadi tidak berarti. Sebaiknya sebelum mulai menghafal. Di saat menghafal atau setelahnya; Niat selalu di perbaharui. Ini agar keihklasan hati tetap terjaga dari persoalan persoalaan dunia yang menggerogoti. Untuk apa titel hafizh di belakang nama, kalau menghafalnya dilakukan bukan karena allah Ta’ala?

            Niat yang lurus membantu memuluskan proses menghafal. Apabila di tengah proses menghafal selalu ada kesulitan, segera koreksi kembali niat anda, bisa jadi ada yang salah dengannya
Mungkin niat anda belum sepenuhnya ikhlas. Sebelummulai menghafal, niat harus dipastikan; apakah menghafal al-Qur’an ini untuk Allah Ta’ala ataukah untuk manusia.

2.KUATKAN TEKAD

            Peranan yang dimiliki hati sungguh luar biasa. Dari hati yang bersih lahir energi positif yang mampu mendorong semangat si penghafal. Kuatnya tekad berawal dari ikhlasnya niat. Itulah sebabnya perkara niat selalu di awal. Ibarat lampu, kalau tidak bisa menyala berarti ada sambungan kabel yang terputus. Sama halnya dengan tekad, jika tekad lemah maka keikhlasannya perlu di cek karena ikhlas adalah kabelnya tekad. Tekad yang kuat mampu menepis banyak rintangan sekaligus menyingkirkan berbagai alasan seperti sibuk ,sudah tua,atau sulit menghafal. Semua alasan ini terkalahkan oleh kekuatan tekad.

                Menghafal Al-Qur’an adalah proyek akhirat yang besar, tentunya banyak sekali tantangan yang mesti di lalui. Namun, apapun rintangannya pasti anda bisa taklukan dengan niat yang benar disertai tekad. Tatkala tekad sudah kuat, hadapilah tantangan menghafal dengan kesabaran, doa dan tawakkal kepadda Allah Ta’ala. Apabila tekad sudah bulat, Niscaya akan terang jalannya.

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakkalllah kepada Allah,  Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
( Q.S Ali Imran [3] : 159 )

Menghafal Al-Qur’an adalah kegiatan yang penuh tantangan. Bisa anda tnaykan kepada para huffazh tentang apa ynag mereka alami selama menghfal, kami yakin mereka telah lalui, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Akan tetapi, ujian dan tantangan apapun tidak melunturkan semangat mereka untuk menghafal. Mereka yakin Allah akan memberi jalan keluar dari setiap kesulitan yang mereka temuai. Kekuatan tekadlah yang mendorong mereka untuk selalu semangat. Mereka tak kenal menyerah, karena ridha Allah yang jadi motivasi mereka, bukan yang lain.

            Luruskan niat, kuatkan tekad. Jika tekad sudah kuat, ada tidak akan memiliki alasan untuk memulai proses menghafal Al-qur’an . Orang yang banyak alasan biasanya adalah mereka yang tekadnya lemah, atau bahkan baru memiliki kemauan yang belum menjadi tekad.

            Apa mungkin Al-Qur’an yang begitu mulia bisa dihafal dengan setengah hati? Tentu tidak. Menghafal Al-Qur’an membutuhkan tekad yang kuat.

3.RELAKAN WAKTU

            Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap muslim pasti ingin menjadi penghafal Al-Qur’an agar bisa meraih kedudukan agung di sisi Allah ta’ala. Ironisnya, sedikit sekali yang rela berkorban demi mimpi suci ini, khususnya mengorbankan waktu. Mereka enggan mengorbankan  waktunya untuk Al-Qur’an. Sehingga keinginan sebagai hafizh pun tak kunjung tercapai, bahkan hanya menjadi hayalan belaka.

Sebagian besar masyarakat kita beralasan sibuk, banyak kerjaan dan tidak punya waktu untuk menghafal. Alasan yang demikian, tanpa disadari merupakan bentuk inkarun ni'mah (ingkar nikmat) yang berupa waktu. Nikmat waktu adalah anugerah berharga dari Allah yang wajib disyukuri, jangan sekali-kali dikufuri.

Allah tanpa perhitungan memberi waktu luang kepada Anda, lalu kenapa Anda seolah sangat perhitungan kepada Allah.  Baigaimana seandainya Allah mencabut kesempatan hidup ini? Waktu adalah milih Allah yang kapan saja diaberhak mengambilnya.  Bentuk syukur atas nikmat dikaruniai waktu ialah dengan cara memaksimalkannya untuk Allah. Termasuk di antaranya ialah dengan menghafal Al-Qur’an.

Seorang mukmin tak akan rela waktunya berlalu sebelum meraup pahala. Baginya menghafal Al-Qur'an merupakan amal besar yang tidak sepantasnya ditunda apalagi ditinggalkan. Tiada waktu tanpa menghafal. Dengan menghafal pahala didapat setiap saat. Al-Qur’an ibaratnya ladang amal, membaca setiap hurufnya pasti berbuah pahala.

Jangan menunggu datangnya waktu luang untuk menghafal tapi luangkanlah waktu untuk menghafal. Hilangkan kebiasaan menunda-nunda. Terlalu banyak menunda merupakan kebiasaan buruk yang mengakibatkan penyesalan di kemudian hari. Tidak perlu mencari-cari alasan untuk menunda hafalan. Ketika keinginan menghafal itu muncul detik ini, segera mulai dan jangan diundur lagi.

Saudara seiman.  Selagi masih hidup, jangan sia-siakan kesempatan. Kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Anda tidak bisa menjamin masih hidupkah Anda di keesokan hari? Jika demikian halnya, kenapa harus menunda menghafal Al-Qur’an sebelum Anda merelakan waktu anda.

Terlalu tinggi memang kedudukan Ahlul Qur’an di sisi Allah. Mencapai derajat ini tidak semudah yang kita bayangkan. Wajar kalau sedikit sekali yang mampu meraihnya. Hanya orang-orang yang ikhlas mengorbankan waktulah yang akan berhasil meraihnya.

 

  1. Berdoa dan Tawakal

    Doa merupakan bentuk pengakuan seorang hamba kepada Rabbnya bahwa dia tidak memiliki kekuatan kecuali yang diberikan Allah swt. Berdoa dan Berusahalah. Setiap usaha harus diiringi doa. Usaha tanpa doa sama dengan sombong. Adapun doa tanpa usaha sama dengan bohong.

    Di saat Anda mengalami kesulitan menghafal, segera mengadu kepada Allah melalui doa. Doa adalah senjata orang beriman. Doa punya kekuatan dahsyat yang mampu mengubah yang lemah menjadi kuat dan yang sulit menjadi mudah. Doa adalah pusaka ajaib para pembawa Al-Qur’an. Ahlul Qur’an memanjatkan doa kepada Rabb mereka sepanjang waktu; pagi, siang, dan sore hari. Di saat mengalami kesulitan, mereka hanya mengadu kepada Allah SWT. Mereka sadar betul bahwa tanpa izin Allah semua usaha tak akan tercapai.

  Minah kepada Allah agar Dia memudahkan jalan menuju golongan yang dibangakan para Malaikat-Nya. Jangan berhenti meminta kepada-Nya sampai Dia berkenan mengabulkan doa yang anda panjatkan. Allah akan mengabulkan doa seorang hamba yang sungguh-sungguh memohon kepada-Nya. Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yang bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Maha adil, tidak mungkin Dia Mendzalimi hamba-Nya.

     Berusahalah semaksimal mungkin.

Doa singkat yang bisa dipanjatkan saat menghafal:

“Ya Allah, jadikanlah aku penjaga kitab-Mu”

  1. Mulai Dari yang Termudah

    Menghafal Al-Qur’an jangan ditunda-tunda. Tidak perlu bingung ingin mulai dari halaman mana, ayat berapa, juz berapa atau surah apa. Silahkan mulai dari yang ringan. Jangan paksakan diri untuk memulai hafalan sari surah atau ayat yang menurut Anda berat. Awali dari surah-surah pilihan, atau mungkin Anda memiliki beberapa surah favorit seperti Al-Mulk, Yasin, dll. Mulailah dari surah-surah tersebut. Di samping meringankan beban di awal menghafal, ini juga dapat menjauhkan Anda dari kebiasaan menunda-nunda.

    Memang menghafal dengan urut dari awal surah sampai akhir itu ideal. Akan tetapi, sebenarnya kita bebas mau memulai dari mana saja, dari belakang atau dari tengah. Kenyataannya, banyak para penghafal Al-Qur’an yang memulai dari belakang (surah terakhir), ada juga yang dari pertengahan Al-Qur’an. Kemampuan setiap orang berbeda-beda, maka mulailah dari yang mudah menurut kita.

   Yang penting adalah keisiqamahan kita dalam menghafal, buan dari mana kita mulai. Dari mana saja kitamemulainya, kalau kita istiqamah insya Allah akan lulus menghafal 30njuz. Walaupun mulai dari awal, kalau tidak konsisten, ujung-ujungnya tidak akan selesai sampai30 juz. Saran saya, segera mulai menghafal dari mana saja, kemudian istiqamahlah.

  1. Fokus

    Kelebihan program Karantina Tahfizh dibandingkan program tahfizh lainnya yaitu kefokusan peserta saat menghafal. Semuanya terkondisikan sehingga proses menghafal bisa cepat, tepat, dan terukur. Suasana yang kondusif mendukung peserta tahfizh untuk lebih fokus. Fokusnya fikiran sangat membantu melancarkan proses menghafal.

  Dr. Akhsin Sakha Muhammad, Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Nasional Kuningan, memberi nasihat kepada peserta Karantina Tahfizh agar selalu fokus. Menurut beliau jangankan menghafal Al-Qur’an, menyimpan kunci saja kalau tidak fokus kita bisa lupa tempatnya. Apalagi menyimpan ayat-ayat Al-Qur’an yang begitu banyak, bisa jadi hilang kalu tidak fokus.

     Di antara upaya yang dapat  Anda lakukkan agar lebih mudah saat menghafal adalah memfokuskan fikiran anda pada ayat atau halaman yang sedang dihafal, perhatikan letak ayat dan urutan ayat. Selanjutnya kosongkan fikiran dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi. Fikiran, pendengaran, lisan, dan pandangan; usahakan hanya terfokus pada ayat yang sedang dihafal.

    Apabila merasa sulit fokus, Anda bisa berhenti sejenak dari aktivitas menghafal. Coba hadapkan wajah ke arah kiblat, pejamkan mata, renungkan keagungan Al-Qur’an dan betapa mulianya para penghafal Al-Qur’an di sisi Rabbnya. Jika anda masih belum bisa fokus, bisa jadi Anda masih memikirkan persoalan lain di luar sana. Segera singkirkan pikiran mengganggu itu. Jika yang mengganggu pikiran anda adalah urusan duniawi, tanamkanlah dalam jiwa bahwa dunia tidak lebih bernilai dari pahala menghafal Al-Qur’an. Dengan demikian, insya Allah anda bisa kembali berkonsentrasi dan tidak lagi dipusingkan dengan urusan duniawi.

    Beberapa orang ada yang merasa pusing atau sakit kepala saat menghafal. Kenapa itu bisa terjadi? Ada dua kemungkinan yang terjadi: Pertama, tidak fokus. Ia terlalu banyak memikirkan sesuatu diluar hafalan. Al Qu’an adalah obat, jadi tidak mungkin menyebabkan pusing.
Kedua, pusing bisa merupakan refleksi atau pijatan dari ayat-ayat yang kita hafal. Ketika anda mereasa pusing, tetaplah menghafal jangan malah berhenti karna pusing itu akan hilang dengan sendirinya.

   Belajarlah fokus dalam mengerjakan segala sesuatu, terutama saat menghafal Al-Qur’an. Tata diri dan fikiran agar bisa fokus. Sesuatu yang dilakukan dengan fokus tentu hasilnya akan berbeda dengan sesuatu yang dilakukan asal-asalan.

  1. Tentukan Target

    Menghafal Al-Qur’an adalah proyek besar yang perlu perencanaan, Tidak boleh asal-asalan. Target menghafal harus jelas, kapan mulai dan kapan harus selesai. Target untuk mulai menghafal adalah sekarang jadi mulailah sekarang juga, jangan ditunda. Sedangkan target untuk menyelesaikan maka masing-masing kitalah penentunya. Kitalah yang merencanakan kapan target menghafal 30 juz akan selesai. Barangkali anda punya target dua tahun, setahun, atau bahkan sebulan hafal Al-Qur’an.

    Setelah target ditentukan, selanjutnya jadikan menghafal sebagai program utama bukan sekedar sampingan. Tujuan penetapan target salah satunya adalah agar penggunaan waktu lebih efektif sehingga hafalan bisa selesai tepat waktu. Kalaupun meleset maka tidak terlalu jauh dari rencana. Penetapan target itu penting. Kita seringkali mejadi malas ketika tidak ada target karna merasa tidak ada tuntutan. Tentu anda tidak ingin semangat menghafal di awalnya saja kemudian berhenti ditengah jalan kan?

  Untuk memotivasi diri, buatlah target 30 juz, jangan setengah-setengah.  tempelkan tulisan sesuai target anda di dinding kamar tidur atau tempat lain yang mudah dilihat. Seperti tulisan “tahun depan saya harus hafal 30 juz.”  Atau “Bulan depan saya harus hafal 30 juz.”
dengan kata-kata tersebut, insya Allah anda akan terdorong dan selalu bersemangat lalu segera menyelesaikan hafalan.\

    Dalam membuat target tentu saja anda harus realistis jadi sebaiknya target dibuat dengan acuan kemampuan otak. Anda bisa membuat target tahunan, bulanan, mingguan atau harian. Dengan adanya target proses menghafal lebih terencana dan hasilnya sesuai harapan.\

Contoh:

Target Selesai Menghafal

Target Minimal Menghafal/hari

2 tahun

1 halaman

1 tahun

2 halaman

5 bulan

4 halaman

1 bulan

20 halaman

 

Untuk memaksimalkan target yang Anda buat, adakan evaluasi. Jika targetnya mingguan maka evaluasi bisa dilakukan tiap akhir pekan. Jika harian maka evaluasi dilakukan sebelum tidur, jangan tidur dulu sebelum target harian tercapai. Dengan melakukan evaluasi Anda akan menemukan banyak hal, termasuk kendala dalam menghafal. Jangan merubah target selagi anda masih mampu. Awalnya akan terasa berat jika sudah terbiasa pasti akan terasa ringan.

  1. Setorkan Hafalan

    Menyetorkan hafalan ke muhaffizh (Pembimbing Tahfizh) itu penting sekali. Menghafal Al-Qur’an tanpa kehadiran seorang guru itu kurang lengkap. Fungsi seorang guru disini adalah untuk mengetahui kesalahan dalam bacaan. Muhaffizh, disamping membetulkan kesalahan, juga dapat memberi semangat ketika anda mengalami masa futur.

   Fenomena yang sering terjadi ketika menghafal sendirian adalah semangat memuncak hanya di awal saja. Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit rasa jenuh akan muncul. Selain itu kita mungkin sering merasa benar dan tidak menemukan kesalahan dalam bacaan, padahal setelah distorkan kepada pembimbing ternyata banyak sekali kesalahannya. Karena itu keberadaan guru atau musyrif sangat penting untuk membetulkan kesalahan bacaan dan memberi semangat disaat futur.

   Memperdengarkan bacaan atau hafalan kepada guru bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam bacaan. Baik itu kesalahan yang ringan maupun yang berat, atau barangkali ada ayat atau kalimat yang terlewat.

   Di Karantina Tahfizh, ayat yang sudah dihafal langsung disetorkan ke muhaffizh. Istilah yang dipakai Dr. Ahsin Sakha “Hafalannya dititipkan dulu ke Allah, cara mengambilnya nanti dengan murajaah kembali setelah pulang dari Karantina Tahfizh.” Jadi tidak perlu khawatir hafalan akan hilang jika Anda benar-benar mengulangnya dengan baik.

“Barang siapa yang disibukkan dengan membaca Al’Qur’an,
  sehingga tidak sempat berdzikir dan meminta kepada –Ku,
  niscaya Aku beri dia dengan sesuatu yang lebih utama daripada
  yang aku berikan kepada orang-orang yang meminta (berdoa).
  Dan keutamaan kalam Allah atas seluruh ucapan lainnya, seperti
  keutamaan Allah atas makhluk-makhluk-Nya.”

(HR. Tirmidzi, hadist hasan shahih)

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id