Faktor Pendukung Dalam Menghafal

Kategori : Artikel Muslim Center, Ditulis pada : 18 Juli 2021, 10:00:07

18  JULI 2021 FIX dsg.png

Faktor Pendukung Dalam Menghafal

Banyak sekali faktor-faktor pendukung yang memudahkan proses menghafalkan Al-Our'an. Ada beberapa faktor yang sebaiknya Anda ketahui sebelum memulai menghafal agar menambah kemudahan di saat menghafal. Beberapa penunjang tersebut insya Allah membantu proses menghafal lebih cepat. Di antara faktor pendukung yang bisa dipraktekkan adalah sebagai berikut:

  1. Belajar Tahsin Sebelum Menghafal

Ibnu Al-Jazari mengatakan, “Membaca Al-Gur'an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid maka ia berdosa karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al-9ur'an, dan dengan demikian pula Al-9ur'an sampai kepada kita.”

Belajar ilmu tajwid hukumnya wajib kifayah. Sedangkan membaca Al-Our'an sesuai dengan ilmu tajwid hukumnya wajib ain. Jadi, setiap pembaca Al-Our'an wajib mengamalkan ilmu tajwid. Tujuannya tentu saja agar terhindar dari kesalahan, baik kesalahan yang merubah lafadz maupun makna ayat.

Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya ayat yang mau dihafal diperdengarkan dulu kepada guru tahfizh yang menguasai ilmu tajwid. Menghafal dengan bacaan yang salah, biasanya akan mengganggu pikiran. Bacaan baik dan benar mempengaruhi proses menghafal. Oleh karenanya, belajar tahsin sebelum menghafal sangat dianjurkan.

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا
“Bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan” (Al-Muzammil [73] 4)

Namun demikian, bukan berarti Anda tidak boleh menghafij sebelum bacaan Anda baik dan benar. Boleh juga menghafal sambij belajar tahsin. Hanya saja dikhawatirkan muncul keengganan mempelajari ilmu tahsin dan tajwid kalau sudah hafal Al-Our'an, Memperbaiki bacaan yang sudah dihafal itu tidak mudah, butuh waktu yang tidak sebentar,

Menghafal memang harus disegerakan. Akan tetapi belajar ilmu tajwid juga tidak boleh ditinggalkan. Sekarang banyak sekali sarana belajar tajwid, bisa dengan mendengarkan murattal, bisa melalui video tajwid, atau berguru langsung kepada ahli tajwid. Jadi tidak ada alasan untuk tidak belajar tajwid.

  1. Memilih Suasana yang Kondusif

Memilih suasana yang kondusif untuk menghafal juga penting, Mengenai suasana yang kondusif, setiap orang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang lebih nyaman menghafal di tempat ramai, sementara sebagian lainnya lebih cocok dengan tempat yang sepi dan ia merasa terganggu ketika ada suara bising. Sebagian lagi, bisa menghafal disegala suasana, baik ramai maupun sepi.

Bagi yang tidak terbiasa menghafal di tempat ramai, sebaiknya mencari lokasi yang sepi supaya konsentrasinya tidak terpecah. Kalau perlu masuk ke ruangan kosong sambil menghadap ke dinding polos yang tidak bermotif sedikit pun atau hal-hal yang mengganggu konsentrasi. Bagi yang biasa menghafal di suasana ramai maka ia lebih bebas memilih tempat. Apalagi yang terbiasa menghafal disegala suasana, tidak ada masalah di mana saja mau menghafal.

Selain tempat, waktu menghafal juga perludiperhatikanPilihlah waktu terbaik untuk menghafal. Menurut para ulama,waktu terbaik untuk menghafal ialah waktu malam, terutama disepertiga malam. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, di waktu pagi dayatangkap ingatan seseorang lebih kuat daripada waktu lainnya. Ini sesuai dengan petunjuk Allah.

إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا

 “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
(Al-Muzammil [73]: 6)

  Ismail bin Abi Uwais berkata, “Jika engkau ingin menghafal sesuatu maka tidurlah. Kemudian bangunlah pada waktu sahur, nyalakan pelita, dan perhatikanlah apa yang ingin engkau hafal niscaya engkau takkan lupa sesudahnya.”

   Sepertiga malam adalah waktu terbaik untuk menghafal sampai menjelang waktu dhuha. Saat itu biasanya pikiran masih fresh dan sangat baik untuk menghafal. Tilawah di pagi hari lebih membekas daripada waktu lainnya. Nabi pernah berdoa agar ummatnya diberkahi dipagi hari.Ini sebagai isyarat bahwa waktu pagi sangat efektif digunakan untuk menghafal.

 Gunakan waktu terbaik untuk menghafal, bukan malah menghafal di sisa-sisa waktu. Yang dimaksud sisa waktu disini ialah waktu-waktu yang mana kondisi fisik kurang fit untuk menghafal contohnya setelah bekerja, saat larut malam atau waktu lainnya.

  1. Menggunakan Satu Jenis Mushaf

    Pada saat menghafal Al-Qur’an, ternyata bukan hanya otak yang bekerja. Akan tetapi telinga, lisan dan mata juga terlibat. Lisan membaca, mata melihat, lalu otak merekam. Apa yang dilihat oleh mata terekam di otak. Pojok kanan-kiri, atas-bawah mushaf, awal-akhir ayat akan tersimpan rapi di memori otak. Selain menghafal kalimatnya, otak juga akan mengedintifikasi bentuk dan tulisan pada mushaf.

   Demi kelancaran menghafal, gunakanlah satu jenis mushaf saja, jangan berganti-ganti mushaf kecuali telah rusak. Penentuan mushaf tidak boleh dianggap enteng. Mengganti mushaf bisa menghambat proses menghafal, karena otomatis otak akan menyesuaikan lagi dengan mushaf yang baru. Walaupun bentuk dan ukurannya sama pasti ada beberapa hal yang perlu disesuaikan kembali.

  Di Karantina Tahfizh semua peserta menggunakan mushaf yang disediakan oleh panitia. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para asatidz, saya minta izin untuk menggunakan mushaf yang saya bawa sendiri da rumah. Dengan menggunakan mushaf pribadi, Dengan menggunakan mushaf pribadi, saya tidak perlu menyesuaikan diri dengan mushaf baru lagi. Halaman, Permulaan ayat, bahkan bentuk ayatnya sudah sering dilihat, jadi akan lebih mudah diingat.

    Saya sarankan untuk menggunakan mushaf standar terbitan Madinah yang halamannya dimulai dengan awal ayat dan diakhir dengan akhir ayat. Per halamannya terdiri dari 1 baris. Bagi yang penglihatannya masih normal, saya sarankan menggunakan mushaf yang berukuran kecil, agar mudah dibawa kemana-mana dan bisa dibuka kapan saja saat dibutuhkan.

  1. Memahami Maknanya

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Shad [38]: 29)

     Memahami isi atau kandungan ayat akan memberi kemudahan tersendiri dalam menghafalAl-Qur’an. Orang yang paham bahasa Al-Qur’an (Arab) biasanya lebih cepat hafal karena ia mengerti makna dan alur cerita ayat yang dihafal. Ia tidak sekedar mengandalkan kecerdasan otak, tapi juga pemahaman.

     Bagi yang tidak paham bahasa arab, bisa menggunakan mushaf terjemahan biasa atau per-kata yang sekarang sudah beredar dengan berbagai bentuk. Nah, dengan memahami makna ayat yang Anda hafal, insya Allah menghafal akan lebih mudah, cepat, dan menyenangkan.

     Al-Qur’an itu sungguh luar biasa. Semakin dipahami maknanya maka Anda akan semakin penasaran untuk mendalaminya. Susunan kalimatnya yang indah serta maknanya yang dalam membuat ayat-ayat Al-Qur’an begitu mempesona. Sungguh beruntung siapa yang bisa menghafal Al-Qur’an sambil mentadaburinya. Menghafal dengan pemahaman akan lebih membekas di hati dan lebih melekat di otak.

“Al-Qur’an adalah petunjuk yang nyata. Ketika ayat-ayat Al-Qur’an
bersemayam di dada kita, Insya Allah petunjuk hidup selalu kita dapat dan
Al Qur’an akan menaungi kehidupan kita”

(Sa’ied Al-Makhtum)

Baca Selengkapnya melalui website travelbook.co.id

https://travelbook.co.id/blog/detail/117/semua-orang-bisa-hafal-al-quran

  1. Penerimaan Santri Baru

https://travelbook.co.id/transaksi/paket-wisata/detail/20/penerimaan-smptsanawiyah

  1. Daftar Haji Plus

https://travelbook.co.id/transaksi/paket-haji/detail/6/haji-onh-plus

  1. Umroh Vip

https://sasanabdul.travelbook.co.id/transaksi/paket-umrah/detail/59/umroh-vip

Follow dan Share Sosmed Muslim Center

Fb           : Muslim Center

Instagra  : MuslimCenters_

Tiktok     : Muslim Center

Youtube  : Muslim Center

 

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id