Metode Menghafal Al-Qur’an
Metode Menghafal Al-Qur’an
Setelah membaca puluhan buku tentang metode menghafal Al’Qur’an, kemudian menggabungkannya dengan hasil penelitian di Karantina Tahfizh, saya menemukan empat metode ampuh untuk dipraktekkan. Nah, Anda bisa memilih metode mana yang paling cocok dan sesuai dengan kemampuan Anda. Metode tersebut disingkat menjadi empat M:
Mengulang, Mendengar, Mentadaburi, dan Menulis
Mengulang
Maksudnya adalah mengulang-ulang bacaan ayat sambil melihat mushaf. Ini dilakukan dengan cara mengulang ayat per ayat atau langsung beberapa ayat dalam satu halaman, baik dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas.
Fokuskan pandangan ke mushaf, bacalah dengan, dengan baik mantabkan suara, dan ulangi bacaan sampai hafal atau minimal sebanyak 20x. Contoh pada surah An-Naba’:
Ayat 1 |
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ |
Dibaca berulang-ulang |
Setelah hafal, lanjutkan mengahaf ayat kedua.
Ayat1-2 |
|
•Kedua ayat disambung |
Apabila kedua ayat 1-2 lancar, lanjutkan ke ayat 3, lalu ulangi
lagi dari ayat 1-3.
Ayat 1-3 |
|
•Kedua ayat disambung |
Demikian seterusnya. Setelah menambah ayat baru, ulangi lagi dari ayat pertama,
sampai tuntas satu halaman.
Bagaimana kalau ayatnya panjang? Caranyamudah, ikutilah tanda wakaf. Ayat yang panjang bisa dipotong di setiap tanda wakaf. Teori menyambungnya pun sama seperti ayat per ayat di atas. Ayat-ayat pendek cukup di ulang 20x Adapun ayat-ayat yang panjangminimal diulang 25x insya Allah akan hafal.
Intinya, bacaan mesti diulang sesering mungkin sampai hafal. Untuk pengaturan halaman, bisa satu halaman sekaligus, atau satu halaman dibagi tiga atau dibagi empat, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Mendengarkan
Maksudnya mendengarkan murratal sambil menghafal dan menirukan bacaan sehingga ayat yang didengarkan terekam di otak.
Metode mendengarkan sangat cocok untuk anak usia dini, terutama anak di bawah tiga tahun. Daya tangkap pendengaran mereka sangat cepat.
Dengan kemajuan media elektronik yang semakin pesat, metode ini juga semakin mudah dipraktekkan. Melalui berbagai sarana media elektronik seperti MP3 player, VCD player, speaker Al-Qur’an,HP, dan lain-lain, tode mendengarkan akan lebih mudah diterapkan. Metode ini sering disebut menghafal tanpa mushaf, karena hanya bermodel file murratal yang tersimpan di memory card atau sarana lainnya.
Untuk qari atau syaikhnya, pilihlah yang memiliki bacaan yang sesuai dan pas dengan tarikan nafas Anda. Anda tidak harus memaksakan diri meniru bacaan atau lagunya. Target utama kita adalah menghafal dengan bacaan yang benar bukan menirukan lagunya.
Metode mendengarkan ada dua macam:
Pertama, mendengarkan langsung dari sarana-sarana yang saya sebutkan di atas.
Kedua, metode mendengar yang disebut Talaqqi. Yaitu guru membaca, sementara murid mendengarkan lalu menirukan. Kelebihan metode talaqqi ialah seorang murid mendengar langsung bunyi bacaan yang benar dari gurunya, dan kemungkinan kesalahan bacaan sangat minim.
Mentadaburi
Maksudnya adalah mentadaburi (merenungi atau menghayati) kandungan ayat yang dihafal sampai terbayang makna ayat. Asyiknya metode tadabur ini, di samping menghafal Al-Qur’an Anda juga dapat memahami makna ayat sehingga menghafal terasa ringan dan nikmat. Bagi yang belum memahami bahasa Arab, bisa menggunakan Al-Qur’an terjemah baik terjemahan biasa atau terjemahan per kata.
Contoh pada surah Al-Infithar ayat 1-5:
Ayat 1 |
اِذَا السَّمَآءُ انْفَطَرَتۡ |
Apabila langit terbelah, |
Ayat 2 |
وَاِذَا الۡكَوَاكِبُ انْتَثَرَتۡ |
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, |
Ayat 3 |
وَاِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ |
dan apabila lautan menjadikan |
Ayat 4 |
وَاِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ |
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. |
Ayat 5 |
عَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَاَخَّرَتۡؕ |
Maka tiap-tiap jiwa akan |
Cara penerapannya:
Pahami makna ayat.
Tutup mushaf
Hafalkan ayatnya, bayangkan tejemahannya. Jika lupa, Anda boleh membuka mushaf lalu
tutup kembali.
Dengan metode imajinasi tadabur ini insya Allah hafalan akan lebih kuat. Sebab, bisa jadi hafalan cepat hilang namun pemahaman sulit hilang, Bunyi dari 5 ayat pertama Surah Al-Infithar mungkin bisa terlupa, tapi tentang maknanya akan selalu terbayang di ingatan, sehingga untuk mengingatnya kembali tidak butuh waktu lama.
Metode Tadabur ini di Karantina Tahfizh disebut Metode Yadain, sebuah metode yang melatih visualisasi imajinasi tadabur sehingga saat ayat dibaca terjemahannya juga dibayangkan. Penjelasan tentang Metode Yadain akandijelaskan lebih detail di beberapa bab berikutnya.
Menulis
Metode ini unik, tapi hasilnya tidak kalah dengan metode lainnya. Caranya yaitu dengan menuliskan ayat yang dihafal di kertas supaya urutan atau susunan kalimatnya terekam di otak. Ayat yang akan dihafal ditulis dengan pensil, lalu mulai dan dihafalkan kemudian dihapus sedikit demi sedikit sampai hafal.
Di Maroko ada halaqah tahfizh yang menerapkan metode ini, hanya penerapannya agak berbeda, di sana bukan hanya hafalan yang mereka setorkan, Tapi tulisannya juga disetorkan. Alasannya untuk memastikan hafalan benar-benar sesuai teks Al-Qur’an atau tidak. Uniknya lagi, santri dilarang keras buka mushaf, kecuali jika sangat diperlukan.
Bukan hanya di Maroko rupanya, teman saya di Karantina Tahfizh ada yang memilih menghafal dengan metode ini. Ketika saya tanya “Apa tidak kelamaan menghafaldengan cara menulis dulu?”
“Tidak.” Jawbnya. Menurut dia ini bukan masalah cepat atau lama, tapi tentang cocok atau tidaknya seseorang dengan metode yang dipilihnya.
Pembaca Budiman, Demikianlah beberapa metode menghafal Al-Qur’an. Mudah-mudahan empat metode di atas bisa mewakili sekian banyak metode yang ada, sehingga bisa Anda terapkan sesegera mungkin. Pilihlah mana yang paling cocok dengan kondisi diri Anda. Jangan menunda menghafal hanya karena sibuk mencari metode.
“Sesungguhnya perumpamaan orang
yang hafal Al-Qur’an ialah seperti
Unta yang ditambatkan. Jika ia tetap
diawasi, ia akan tetap tertambat, tetapi
Jika ia dibiarkan, maka akan lepas”
(Muttafaqun Alaih)