Anak di WC Masjid Haram
“Barangsiapa melakukan kebiasaan baik, maka tercatat baginya pahala dan pahala orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka yang mengikutinya. Barangsiapa dalam Islam melakukan kebiasaan buruk, maka tercatat baginya dosa dan dosa orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim) Pengalaman ini terjadi ketika kami berumroh Ketika menunggu shalat isya, terasa harus buang air kecil dan akhirnya keluar Masjid menuju WC umum di bawah tanah .
Sewaktu mencari WC yang kosong, tiba-tiba ada seorang anak, kira-kira berumur 10 tahun nan, berpakaian bersih dan berwajah tampan imut lagi. Dia bilang (pake bahasa Arab). Ikuti saya.. sambil tangganya membuka semua pintu-pintu WC yang kosong, sambil terus mencari-cari pintu yang kosong. Ketika ada yang kosong dia bilang….Silahkan….. Setelah selesai, dalam benak saya mulai berfikir:.. Anak siapa ini..Kok mau nolong orang-orang yang mau ke WC, yang nota bene agak berbau. Atau mungkin anak ini mau minta duit??? Ketika keluar, saya siapkan 1 Real untuk dia. Namun kaget …ternyata dia menolak dikasih uang. Sambil terheran-heran saya terus memperhatikan dia. Dan si anak ini terus menerus mengetuk-ngetuk pintu WC, untuk mengetahui mana yang kosong. Kalau ada yang kosong dia mempersilahkan orang-orang yang menunggu untuk masuk. Orang-orang yang ada tidak begitu memperhatikan si anak ini, namun bagi saya anak ini sangat istimewa.
Sebuah Kebiasaan Baik
Istimewa nya karena sejak kecil sudah terbiasa melakukan kebaikan bagi orang-orang sekitar. Dan karena sudah terbiasa, dipastikan sudah tidak ada riya lagi, Artinya kebiasaan yang terus dilakukan kontinu akan berbuah Ikhlas, sehingga apapun yang diperbuatnya, Insya akan membawa berkah dan pahala, khususnya bagi kehidupannya kelak. Apalagi ini terjadi di Tanah Suci, di mana orang-orang sibuk memikirkan dosa, minta ampun, memperbanyak amal soleh. Namun terkadang lupa memberi yang bermanfaat bagi yang lain.
Gimana Kalau Yang Jadi Kebiasaan Adalah Yang Buruk..!!!
Namun, kita balikan fenomena si anak istimewa ini, jika kita melakukan sebuah kebiasaan yang dianggap biasa namun ternyata kebiasaan ini buruk dan bisa jadi membawa petaka?? Karena sudah terbiasa melakukan hal yang buruk, hati atau kalbu yang tadinya bersih dan selalu berontak kalau tubuh berbuah buruk, ternyata sama-sama diam tidak beraksi jika tubuh sudah terbiasa melakukan berbagai keburukan?? Misalnya, sering berbohong, sering mencela orang, mengejek meskipun di FB. Bicara buruk, selalu buruk sangka, menipu dan lainnya. Pertahanan akhir dari keburukan adalah teguran dari hati yang bersih karena nurani itu selalu mengajak kepada kebaikan. Namun jika hati itu sudah ikut-ikutan tidak peduli dan cuek…Dengan apa tubuh dan hati kita diperingati…Tidak ada Yang paling nelangsa dan pastinya jadi biang dosa..adalah ketika seseorang memperagakan kebiasaan buruk dan dosa, kemudian di ikuti orang lain...Nauzubillah
Kesimpulan:
Hati-hatilah berkata dan berbuat, karena sekecil apapun yang kita lakukan akan mempunyai dampak kebaikan atau keburukan. Meskipun dianggap kecil.
Mulailah kit amembiasakan diri menebar rahmat dan pahala dimana saja, Karena pahala ada dimana-mana dan begitu pula dosa ada dimana-mana pula