Nabi Ibrahim mengawali Ibadah haji
Kisah Nabi Ibrahim Mengawali Ibadah Haji
Berbicara tentang perintah ibadah haji, mari kita kilas balik tentang kisah Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim menikah dengan seorang wanita bernama Sarah. Selama berpuluh-puluh tahun beliau menikah, tak kunjung mempunyai anak. Sulitnya mendapatkan anak merupakan sebuah cobaan bagi Nabi Ibrahim dan Istrinya. Padahal, Nabi Ibrahim sangat menginginkan keturunan yang bisa meneruskan dakwahnya.
Sarah, istri dari Nabi Ibrahim pun berbaik hati. Beliau diizinkan menikah lagi oleh Siti Hajar. Dari pernikahannya dengan Siti Hajar, beliau dikarunia anak, yaitu Nabi Ismail As. Kelahiran Nabi Ismail sangat membuat hati Nabi Ibrahim bahagia. Karena, beliau sudah mendambakan keturunan sudah sejak lama.
Kebahagiaan Nabi Ibrahim ternyata membuat hati Sarah merasa bersedih. Nabi Ibrahim mengadukan permasalahan ini kepada Allah SWT. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk pergi jauh dari Palestina.
Kemudian, Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengantar kepergian Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Sampailah mereka di sebuah tempat gersang, sepi tak berpenghuni. Nabi Ibrahim mendirikan sebuah tenda untuk berlindung anak dan istrinya. Tak lama kemudian, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk kembali ke Palestina. Ketika ditinggal oleh Nabi Ibrahim, tiba-tiba Nabi Ismail menangis keras karena kehausan. Siti Hajar pun mencari cari sumber air di antara bukit Shafa dan Marwa. Ia berlari-lari di antara kedua bukit itu selama 7 kali. Peristiwa inilah yang menjadi awal mula ritual Sa’i.
Ketika Siti Hajar kembali, ia pun terheran. Karena Nabi Ismail berhenti menangis. Ketika itu pula ia melihat air mengalir dari bawah kaki Nabi Ismail. Siti Hajar penasaran kemudian menggali pasir. Ketika sedang menggali, ada air memancar. Ternyata di situ terdapat sumber air zam-zam yang masih ada hingga saat ini. Beberapa tahun kemudian di kala Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sudah berkecukupan, Bani Ibrahmin mendapat wahyu dari Allah untuk menyembelih anaknya. Di satu sisi, Nabi Ibrahim harus menjalani perintah Allah. Namun di sisi lain, beliau merasa sedih karena artinya beliau harus kehilangan anak yang sangat dicintainya. Kemudian, Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah itu kepada Nabi Ismail dan Siti Hajar. Dengan lapang hati, Ismail dengan rela dikorbankan jika memang itu perintah dari Allah SWT.
Dan tiba saatnya Nabi Ismail disembelih. Banyak sekali setan yang mengganggu proses penyembelihan tersebut. Dengan sigapnya, Nabi Ibrahim melempar batu ke arah setan yang menggoda proses tersebut. Dalam proses ritual ibadah Haji, ini yang menjadi asal mula prosesi lempar jumroh. Dan saat Nabi Ibrahim ingin menyembelih leher Nabi Ismail, Allah kemudian memberi wahyu dan memberikan seekor domba sebagai pengganti Nabi Ismail. Ini yang awal mula Hari Raya Idul Adha.
Setelah Nabi Ismail beranjak dewasa, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk membangun Ka’bah. Ka’bah dibangun hingga ketinggian 7 hasta. Malaikat Jibril pun turut andil dengan menunjukkan posisi peletakan batu Hajar Aswad. Setelah Ka’bah sudah terbangun, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan ibadah Haji. Di tanggal 8 Dzulhijah, Malaikat Jibril kembali turun ke bumi dan menyampaikan pesan untuk menyebarkan air zam-zam ke beberapa tempat di sekitar Ka’bah seperti Mina dan Arafah.
Hari ini disebut dengan Hari Tarwiyyah atau hari pendistribusian air.
Setelah melakukan haji dan mendistribusikan air am-zam, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT. Sebagaimana doa yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 126.
Setelah membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim dan Ismail melakukan ibadah haji. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, Jibril turun dan menyampaikan pesan untuk mendistribusikan zam zam ke beberapa tempat seperti Mina dan Arafah.
Hari itu pun dikenal sebagai hari Tarwiyyah atau hari pendistribusian air. Selesai melakukan dua hal tersebut, Nabi Ibrahim berdoa pada Allah, seperti yang tercantum di Al Baqarah ayat 126.
…Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezki kepada penduduknya dari (berbagai macam) buah-buahan, (yaitu penduduknya) yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” Allah berfirman: “Dan siapa yang kafir maka Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku memaksanya menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali“. (Q.S Al Baqarah : 126) dilansir dari ihram.republika.co
Kisah Haji Tukang Sepatu yang Diterima saat 600 Jamaah Ditolak Ibadahnya
Salah seorang ulama hadits terkemuka yang menetap di Baghdad, Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al-Marwazi rahimahullah pernah bermimpi melihat dua malaikat. Mereka membicarakan tentang 600 ribu jemaah haji yang tak satupun diterima ibadahnya.
Kisah ini diceritakan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah. Disebutkan, Abdullah adalah orang yang sangat teliti dalam kesalehannya dan terkenal gemar pergi haji serta berjihad di jalan Allah SWT.
Pada suatu musim haji, Abdullah pun berangkat menuju Mekkah dan menunaikan hajinya sebaik mungkin. Setelah menyelesaikan rangkaian ibadahnya, Abdullah tertidur dan bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit. Kedua malaikat itu bercakap-cakap.
"Berapa orangkah haji yang datang tahun ini?" tanya salah satu malaikat kepada malaikat lainnya.
Malaikat lainnya menjawab, "Enam ratus ribu orang."
Malaikat pertama menimpali, "Berapa banyakkah mereka yang ibadah hajinya diterima?
"Tidak ada satu pun," jawab malaikat kedua.
Malaikat pertama menyahut, "Apa? Bagaimana dengan orang-orang yang telah datang dari belahan bumi yang jauh dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan. Berkelana menyusuri padang pasir yang luas dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?"
"Hanya ada seorang tukang sepatu di Damaskus yang bernama Ali bin al-Muwaffaq. Dia tidak datang menunaikan haji, tapi hajinya diterima dan seluruh dosanya diampuni," jelas malaikat satunya.
Percakapan dua malaikat itu membuat Abdullah terbangun dan gemetar. Dia menangis dan bergegas pergi ke Damaskus mencari tukang sepatu yang dikatakan malaikat dalam mimpinya itu.
Setelah menyusuri seantero Damaskus ia menemukan sebuah rumah tukang sepatu itu. Ia pun mengetuk pintu rumah dan bertemu dengan lelaki bernama Ali bin al-Muwaffaq.
Abdullah pun menyampaikan maksud kedatangannya. Begitu mendengar cerita Abdullah, laki-laki tukang sepatu itu menangis dan jatuh pingsan.
Begitu sadar, Abdullah memintanya untuk menceritakan semua yang dialaminya terkait keanehan kisah hajinya itu.
Ali menceritakan, selama 40 tahun ia menanti untuk pergi haji. Ia telah menyisihkan 350 dirham dari hasil berdagang sepatu. Tahun ini, ia memutuskan untuk berangkat haji sejak istrinya mengandung.
Pada suatu hari, istrinya mencium aroma makanan yang sedang dimasak tetangga sebelah. Istrinya pun memohon kepada Ali agar dia bisa mencicipi masakan tersebut.
Ali pun pergi menuju rumah tetangganya dan menjelaskan maksud kedatangannya. Mendadak tetangga itu menangis dan berkata, "Sudah tiga hari ini anakku tidak makan apa-apa. Hari ini ku lihat ada seekor keledai mati tergeletak, maka kami mengambilnya, memotongnya, dan memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu."
Mendengar hal itu, hati Ali terasa terbakar. Ia pun kembali ke rumah dan mengambil uang 350 dirhamnya dan memberikan kepada keluarga tersebut. "Belanjakanlah ini untuk anakmu," kata Ali.
Usai mengetahui kisah haji tukang sepatu tersebut, Abdullah berujar membenarkan mimpinya, "Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan Penguasa kerajaan surga adalah benar dalam keputusan-Nya."dilansir dari detik.com
Jemaah Selalu Bawa 5 Kg Kacang Hijau ke Tanah Suci dan Keajaiban yang Dialaminya
Anda yang pernah umrah atau haji pasti pernah melihat kawanan burung merpati. Baik di sekitaran Masjid Nabawi di Madinah maupun Masjidilharam di Mekah. Anda bahkan mungkin pernah ikut memberi makan kepada burung-burung berwarna megan itu. Darwis Syamsu Alam, jemaah yang pergi umrah bersama Sint Travel (Tazkiyah Tour Group) pekan lalu, termasuk yang senang membagikan biji-bijian kepada merparti di Haramain.
Tetapi yang berbeda, bukan jagung atau biji-bijian yang biasa anak-anak berwajah Arab jual yang Darwis berikan. Melainkan kacang hijau yang dia bawa khusus dari Makassar. Rupanya, aksi membawa kacang hijau itu sudah jadi kebiasaan lelaki kelahiran Ujungpandang, 27 Juli 1959 itu, setiap kali ke tanah suci.
Cerita yang dimaksud Darwis adalah beberapa keajaiban yang dia alami. Terbaru, pria berkacamata itu bahkan merasakan rentetan nikmat, yang dia yakini salah satu penyebabnya adalah keberkahan memberi makan kepada “merpati Rasulullah”.
Pembimbing umrah Sint Travel pemberangkatan 26 September-6 Oktober 2019, KH Anwar Sadat merinci beberapa pengalaman yang dia saksikan dialami Darwis. “Pak Haji Darwis beberapa kali kehilangan barang selama di tanah suci. Tetapi selalu muncul kembali. Lalu di Singapura, tiba-tiba ada orang yang kasih uang 100 dolar,” tutur Anwar.
Mantan anggota DPRD Sulsel itu menambahkan, ponsel milik Darwis pernah ketinggalan di tempat wudu. “Baru beliau ingat sekitar 45 menit kemudian. Alhamdulillah ternyata masih ada di tempat. Padahal orang lalu lalang di situ,” timpal Anwar.
Dan masih ada lagi. Darwis sempat menitip tasnya kepada seseorang di lintasan sai lantaran kelelahan mondar-mandir. Setelah sai tuntas, orang yang dia tak kenal itu sudah tidak ada di tempat. Eh, malam orang itu yang keliling mencari Darwis dan akhirnya menemukan. Darwis pun semakin yakin akan keberkahan ikhlas, apalagi dilakukan di tempat yang sudah pasti pula keberkahannya.
Dalam riwayat memang disebutkan, meski burung merpati di Mekah maupun Madinah tidak mempunyai keistimewaan khusus, namun ada kisahnya.
Merpati itu ada kaitannya dengan sejarah hijrah Nabi Muhammad saw. Saat itu Rasulullah bersama Abubakar ash Shiddiq dikejar kaum Quraisy. Mereka lalu bersembunyi di Gua Hira. Tiba-tiba di pintu gua bersarang laba-laba dan pada saat yang sama ada burung merpati sedang bertelur. Melihat itu, pasukan Quraisy memastikan tidak mungkin seseorang bisa bersembunyi di dalam gua. Loloslah Rasulullah dan Abubakar.
Beberapa penulis sejarah Arab menduga bahwa merpati yang berada di sekitar Baitullah, Mekkah dan Madinah adalah keturunan sepasang merpati yang dulu pernah membangun sarangnya di depan gua tempat Rasulullah dan Abubakar bersembunyi.
Pada cerita lain disebutkan bahwa sepasang merpati itu dipelihara Aisyah, istri Rasulullah. Sampai kini, merparti-merpati di Mekah-Madinah berkembang biak dengan baik. Ada semacam larangan tidak resmi untuk tak berbuat macam-macam, semisal menangkap.
Merpati bahkan hidup tenang di antara lalu lalang jemaah. Sebab mereka mendapat kasih sayang dari para tamu Allah. (fit-sur) dilansir dari tazkiyahtour
Kecewa Rasulullah Pernah Batal Berangkat Haji Umrah
Jamaah haji diminta tidak berkecil hati sudah dua kali gagal berangkat untuk melaksanakan ibadah haji. Pada masanya Rasulullah SAW pernah membatalkan berangkat ke Tanah Suci untuk ibadah haji dan umrah karena Makkah belum kondusif.
“Melihat sejarah kehidupan Rasulullah, di mana perjalanan umroh pernah diurungkan,” kata Subordinator Pembimbingan dan Penyuluhan Pusat Kesehatan Haji Muhammad Imran Saleh Hamdani, seperti dikutip situs Puskeshaji, dalam kegiatan Sosialisasi Haji Sehat dan Vaksinasi COVID-19 di Makassar, Sabtu (18/9).
Imran mengatakan ketika itu ada perjanjian Hudaibiyah, saat itu Rasulullah dengan para sahabatnya melakukan perjalanan dari Madinah ke Makkah, dengan berpakaian ihram. Menurut catatan sejarah ketika itu rombongan membawa hewan kurban 70 ekor unta.
Di mana perjalanannya kata dia butuh waktu 10 hari. Rombongan tertahan karena kaum Quraisy menghalangi, sehingga lewat jalan lain tetapi tertahan di Hudaibiyah. Di mana posisi Hudaibiyah sekitar 20 km di luar Mekkah atau perjalanan setengah hari lagi. “Betapa sahabat kecewa, tapi Rasul membawa kabar gembira bahwa pahala umrah tetap mereka dapatkan,” katanya.
Batalnya perjalanan ibadah umrah Rasulullah mesti menjadi pelajaran jamaah untuk tidak kecewa telah dua kali batal berangkat haji. Jamaah harus yakin bahwa Allah SWT telah mencatat niatnya untuk melaksanakan ibadah haji. “Karena jamaah sudah memiliki niat dan melaksanakan niat,” katanya.
Imran mengatakan bahwa sampai saat ini pemerintah Arab Saudi belum membuka umrah haji untuk warga luar negeri termasuk Indonesia. Alasannya karena, kondisi pandemi Covid-19 yang belum reda di semua negara.
“Namun pemerintah Indonesia tidak berhenti berusaha untuk menguatkan diplomasi. Misal dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dan saat ini telah melewati pandemi Covid-19 dengan baik, di mana positivity rate di bawah 5 persen, yaitu 4,49 persen,” katanya.
Imran mengatakan, kegiatan Sosialisasi Haji Sehat ini juga digelar Vaksinasi Covid-19. Tujuannya adalah menguatkan diplomasi kita bahwa vaksinasi kita naik. “Namun tetap jaga protokol kesehatan dan selalu berdoa semoga kita tetap sehat dan dapat melakukan ibadah haji tahun depan,” katanya.
Kegiatan Sosialisasi Haji Sehat ini diikuti oleh 200 calon jemaah haji Kota Makassar. Kegiatan ini kerjasama Pusat Kesehatan Haji dengan Komisi IX DPR RI dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Makassar. Kegiatan Sosialisasi Haji Sehat dan Vaksinasi COVID-19 dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Hj Aliyah Mustika Ilham, SE. Ia mengatakan target vaksinasi Indonesia belum tercapai, sehingga negara kita tidak dipercaya masuk negara lain termasuk Arab Saudi. Oleh karena itu agar kita bisa berumroh dan haji maka ayo kita ajak saudara-saudara kita ikut vaksinasi COVID-19. Tetap patuhi protokol kesehatan dan berdoa semoga pandemi COVID-19 cepat berakhir.
Sementara vaksinasi COVID-19 akan diberikan sebanyak 1.000 dosis Sinovac untuk pelajar usia 12-17 tahun dan jemaah haji dan masyarakat umum. Menurut Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar, pada tahun kesembilan Rasulullah batal naik haji. Dan memerintahkan Abu Bakar as-Shiddiq menjadi Amirul-Hajj.
Kemudian beliau usulkan dengan memerintahkan Ali bin AbuThalib membacakan Surat Baraah (at-Taubah), meyampaikan beberapa perintah. “Di antaranya ialah bahwa tahun depan tidak boleh lagi ada orang yang tawaf keliling Ka’bah dengan bertelanjang,” katanya. Menurut informasinya kata Buya Hamka, karena beliau tidak mau melihat orang telanjang bertawaf itulah maka beliau tidak naik haji tahun itu. Dan akhirnya memerintahkan Abu Bakar memimpin haji. “Baru tahun depannya, di tahun kesepuluh beliau memimpin sendiri naik haji, setelah Ka’bah benar-benar bersih,” katanya. Dan haji beliau yang terakhir itulah yang dinamai Haji Wada’ Haji Selamat Tinggal atau haji perpisahan. Setelah beberapa bulan dari itu Rasulullah wafat. Dilansir dari bpkh.go
Nah itulah sedikit penjelasan tentang Kisah Nabi Ibrahim saat Mengawali Ibadah Haji. jika sahabat ingin mengunjungi kota mekah tapi bingung harus memepercayai agen travel terpercaya , sahabat bisa memilih Travelbook untuk bisa membantu sahabat .agen Travel Amanah , Cepat , Terpercaya untuk info lebih lanjut sahabat bisa langsung KLIK DISINI Atau juga bisa Hubungi 0819 2928 9999