Shalat Sunnah Ihram dan Mendapati Haid Sebelum Ihram
Sebagian wanita ada yang mendapati masalah ini saat menunaikan umrah dan haji. Walau ada yang sudah memakai obat penghalang haid, tetap saja jika Allah takdirkan haid itu datang, maka datang. Lalu bagaimana solusinya? Padahal thowaf mesti dalam keadaan suci dan sa’i pun disunnahkan demikian. Juga akan disinggung kali ini mengenai hukum shalat sunnah ihram karena sebagian jama’ah haji atau umroh menyangka ada tuntunan shalat sunnah ihram ketika di miqot.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Bagaimana shalat dua raka’at ihram bagi wanita haid? Bolehkah bagi wanita haid melantunkan ayat Al Qur’an dalam keadaan sir?”
Beliau rahimahullah menjawab,
Pertama: Perlu diketahui bahwa pada saat ihram tidak ada shalat sunnah yang dianjurkan. Seperti ini tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau sama sekali tidak pernah mengajarkan shalat sunnah ihram, baik lewat lisan maupun contoh lewat perbuatan beliau, begitu pula tidak ada ketetapan beliau mengenai hal ini.
Kedua: Wanita yang mendapati haid sebelum ihram mungkin saja ia berihram walau dalam keadaan haid. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan kepada Asma’ binti ‘Umais (istri Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma) ketika ia mendapati nifas di Dzulhulaifah, ia diperintahkan untuk tetap mandi, memahai pakaian ihram lalu berihram. Begitu pula wanita haid, ia pun tetap berihram hingga ia suci, lalu ia thowaf di Baitullah dan bersa’i.[1]
Adapun pertanyaan, bolehkah wanita tersebut membaca Al Qur’an? Jawabnya, boleh saja bagi wanita haid membaca Qur’an ketika hajat (saat butuh) atau ada maslahat. Adapun jika tidak ada hajat atau maslahat, lalu ia membacanya dalam rangka mendekatkan diri pada Allah, pilihan terbaik adalah tidak membacanya.